Senin, 01 Juni 2009

trik nelpon gratis

Bukan tipu muslihat.
kemarin saya coba dan berhasil. Telepon Gratis Tanpa Batas (Via HP) Tadi malam, saya dapat ide untuk mencoba mengulik Handphone saya, untuk menemukan cara-cara mengakali provider layanan selular yang kapitalis itu. Dan tak diduga, SAYA BERHASIL!!! SAYA BERHASIL MENEMUKAN CARA TELPON-TELPONAN GRATIS DENGAN PROVIDER MANAPUN!!! Sebenarnya, saya sedikit enggan memberikan trik yang saya temukan ini, Ilmu euy, masa saya kasih gratis? Tapi setelah saya pikir-pikir lagi, apalah arti keberadaan saya di dunia ini jika untuk ilmu saja (bukan materi) saya enggan berbagi... Jadilah, saya coba menuliskan langkah-langkah sederhana yang saya temukan tadi malam itu. Hanya pesan saya, tolong jangan sebarkan info ini dengan sporadis. Kalo sampai ada pihak berwenang atau perusahaan provider jasa selular yang mengetahuinya, saya takut cara ini akan diblokir, dan gagal lah kita semua telpon-telponan gratis... Saya ingatkan, tips ini dapat digunakan untuk semua nomer tujuan, bukan hanya 1 provider tertentu. Dapat digunakan tanpa tergantung waktu. Dapat dipakai siapa saja asal cukup melek teknologi.
Sudahlah, daripada saya berboring-boring ria ceramah, berikut langkah-langkahnya:
Pulsa minimal di HP anda harus Rp. 500 atau lebih
nomer telpon lawan bicara anda nantinya sedang aktif
Pastikan anda mengetahui nomer HP lawan bicara anda tersebut
Catat 4 digit pertama dan 4 digit terakhir nomer telpon lawan bicara anda
Buka sms kosong di HP anda
Ketikkan nomer telpon tujuan anda
Langkah terakhir ketik sms dengan isi sebagai berikut....


"Friend, Telpon gue sekarang, PENTING!!"
" haree gene msh gratisan ???? '

Rabu, 27 Mei 2009

Jangan Terlena Dengan Kenikmatan Semu

Di saat Allah menghendaki terjadinya hari kiamat, Dia pun memerintahkan malaikat Israfil untuk meniup terompetnya dua kali. Tiupan pertama sebagai pertanda untuk membinasakan seluruh makhluk yang ada di muka bumi dan langit, sedangkan tiupan kedua untuk membangkitkan mereka kembali.
Allah ta'ala berfirman: "Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri (menunggu (putusannya masing-masing)." (QS. Az-Zumar: 68)
Maka, setelah malaikat Israfil meniupkan terompetnya yang kedua kalinya, seluruh makhluk pun dibangkitkan dari kuburnya oleh Allah ta'ala, lalu mereka dikumpulkan dalam suatu padang yang amat luas yang rata dengan tanah (QS. Thaha: 107. Lihat Tafsir As-Sa'di hal. 462), dalam keadaan tidak berpakaian, tidak memakai sandal, tidak berkhitan dan tidak membawa sesuatu apapun.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Pada hari kiamat nanti para manusia akan dikumpulkan dalam keadaan tidak memakai sandal, tidak berpakaian dan dalam keadaan belum berkhitan. Aisyah bertanya, 'Wahai Rasulullah, kaum pria dan wanita (berkumpul dalam satu tempat semuanya dalam keadaan tidak berbusana?!) apakah mereka tidak saling melihat satu sama lainnya?' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun menjawab, 'Wahai Aisyah kondisi saat itu amat mengerikan sehingga tidak terbetik sedikit pun dalam diri mereka untuk melihat satu sama lainnya!'" (HR. Bukhari dan Muslim)
Ya, saat itu masing-masing dari mereka memikirkan dirinya sendiri dan tidak sempat untuk memikirkan orang lain, meskipun itu adalah orang terdekat mereka. Allah ta'ala berfirman:
"Pada hari itu manusia lari dari saudaranya. Dari bapak dan ibunya. Dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya." (QS. 'Abasa: 34-37)
Semua manusia saat itu berada di dalam ketidakpastian, masing-masing menunggu apakah ia termasuk orang-orang yang beruntung dimasukkan ke taman-taman surga, ataukah mereka termasuk orang yang merugi dijebloskan ke dalam lembah hitam neraka.
Dalam kondisi seperti itu Allah ta'ala mendekatkan matahari sedekat-dekatnya di atas kepala para hamba-Nya, hingga panasnya sinar matahari yang luar biasa itu mengakibatkan keringat mereka bercucuran.
Al-Miqdad bin al-Aswad bercerita: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Pada hari kiamat nanti matahari turun mendekati para makhluk hingga hanya berjarak satu mil... Pada saat itu kucuran keringat masing-masing manusia tergantung amalannya; di antara mereka ada yang keringatnya sampai di mata kakinya, ada pula yang keringatnya sampai lututnya, ada yang keringatnya sampai perutnya serta ada yang tenggelam dalam keringatnya sendiri!" (HR. Muslim)
Demikianlah para manusia saat itu berada di dalam kesusahan, kebingungan dan ketidakpastian yang tiada bandingannya, padahal satu hari pada saat itu bagaikan 50 ribu tahun hari-hari dunia! (Lihat Majmu' Fatawa wa Rasa'il Ibn Utsaimin (II/23))
Allah ta'ala berfirman: "Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Allah dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun." (QS. Al-Ma'arij: 4)
Seandainya kita mau berpikir betapa mengerikannya hari-hari itu lantas kita merenungkan jalan hidup kebanyakan manusia di dunia yang kita lihat selama ini, niscaya kita akan sadar betul bahwa ternyata masih banyak di antara kita yang telah terlena dengan keindahan dunia yang semu ini dan lupa bahwa setelah kehidupan dunia yang sementara ini masih ada kehidupan lain yang kekal abadi yang lamanya satu hari di sana sama dengan 50 ribu tahun di dunia!
Kita telah terlena dengan gemerlapnya dunia dan lupa untuk beribadah kepada Allah dan beramal saleh, padahal pada hakikatnya kita hanya diminta untuk beramal selama 30 tahun saja! Tidak lebih dari itu. Suatu waktu yang amat singkat!
Ya, kalaupun umur kita 60 tahun, sebenarnya kita hanya diminta untuk beramal selama 30 tahun saja. Karena umur yang 60 tahun itu akan dikurangi masa tidur kita di dunia yang jika dalam satu hari adalah 8 jam, berarti masa tidur kita adalah sepertiga dari umur kita yaitu: 20 tahun Lalu kita kurangi lagi dengan masa kita sebelum balig, karena seseorang tidak berkewajiban untuk beramal melainkan setelah ia balig, taruhlah jika kita balig pada umur 10 tahun, berarti umur kita hanya tinggal 30 tahun!
Subhanallah, bayangkan, pada hakikatnya kita diperintahkan untuk bersusah payah dalam beramal saleh di dunia hanya selama 30 tahun saja! Alangkah naifnya jika kita enggan untuk bersusah payah selama 30 tahun di dunia beramal saleh, sehingga akan berakibat kita mendapat siksaan yang amat pedih di akhirat selama puluhan ribu tahun!
Allah telah memperingatkan supaya kita tidak tertipu dengan kehidupan duniawi yang fana ini dalam firman-Nya: "Wahai para manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayai kalian, dan janganlah sekali-kali (syaitan) yang pandai menipu, memperdayakan kalian dari Allah." (QS. Faathiir: 5)
Mengapa orang yang tertipu dengan kehidupan duniawi benar-benar telah merugi? Karena kenikmatan dunia seisinya tidak lebih berharga di sisi Allah dari sebuah sayap seekor nyamuk!
Sahl bin Sa'd bercerita bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Seandainya dunia sepadan dengan (harga) sayap seekor nyamuk; niscaya orang kafir tidak akan mendapatkan (kenikmatan dunia meskipun hanya seteguk air." (HR. Tirmidzi)
Maka mari kita manfaatkan kehidupan dunia yang hanya sementara ini untuk benar-benar beribadah kepada Allah ta'ala, mulai dari mencari ilmu, shalat lima waktu berbakti kepada orang tua, berbuat baik kepada sesama terutama tetangga, mendidik keluarga sebaik-baiknya. Juga berusaha untuk menjauhi apa yang dilarang-Nya. Jangan sampai kita termasuk orang-orang yang disebutkan Allah ta'ala dalam firman-Nya:
"Dan mereka berteriak di dalam neraka itu, 'Ya Rabbi, keluarkanlah kami. niscaya kami akan mengerjakan amalan saleh berlainan dengan apa yang telah kami kerjakan.' Bukankah Kami telah memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup bagi orang yang mau berpikir?! Maka rasakanlah (adzab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolong pun." (QS: Faathir: 37)
Namun mereka tidak akan mungkin bisa kembali lagi ke dunia. Demikian pula mereka tidak akan mati di neraka. Allah ta'ala bercerita:
"Mereka berseru, 'Wahai Malik, biarlah Rabb-Mu membunuh kami saja.' Dia menjawab, 'Kalian akan tetap tinggal (di neraka ini). Sesungguhnya Kami benar-benar telah membawa kebenaran kepada kalian, namun kebanyakan kalian benci terhadap kebenaran tersebut.'" (QS. Az-Zukhruf: 77-78)
Jangankan untuk menghentikan siksaan, untuk mendapatkan setetes air pun mereka tidak bisa. Allah ta'ala mengisahkan:
"Dan penghuni neraka menyeru penghuni surga, 'Berilah kami sedikit air atau makanan yang telah diberikan Allah kepada kalian.' Mereka (penghuni surga) menjawab, 'Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir.' (Yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka. Maka pada hari (kiamat) ini Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini dan (sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami." (QS. Al-A'raf: 50-51)
Semoga kita semua bukan termasuk golongan tersebut di atas, amin ya Rabbal 'alamin.
Tulisan ini terinspirasi dari salah satu nasihat yang disampaikan guru kami Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-'Abbad dalam salah satu kajian beliau dalam kitab Al-'Aqidah Al-Wasithiyyah yang diadakan di masjid al-Jami'ah al-Islamiyah Madinah tiap Kamis pagi.